Minggu, Juli 19, 2020 0 Comments

Tidak sedikit orang pandai di negeri ini, banyak sekali pemikiran yang telah menghasilkan banyak karya. Namun melihat jurnal di atas, seakan panas setahun dihapus hujan dalam sehari. Usaha founding fathers bangsa ini untuk mencerdaskan bangsa serasa sia-sia karena banyak para pemikir yang terlena dengan berita-berita olahan untuk sebuah kepentingan. Berdasar pengalaman sebuah jurnal yang dipublikasikan pastilah berdasar riset dan pengalaman empirik dari orang yang kapabel dalam bidangnya. Namun ternyata media sangat berpengaruh luar biasa, didukung kultur bangsa ini yang menganut paham "pada umumnya" sehingga banyak orang pandai tidak bisa menggunakan akal sehatnya, mengambil kesimpulan hanya dengan melihat banyaknya berita tentang tema yang dibicarakan dan tidak mau secara filosofi (baca: radikal) untuk mencari kebenaran yang sebenarnya. Banyak sekali penggiat literasi yang euforia dengan geliat literasi, banyak-banyakan menulis namun tak tahu apa ia tulis atau bahkan hanya mencari like dan subscriber (media ini ada follower) untuk kepentingan pribadinya. Bahkan yang menyedihkan geliat lieterasi ini ada Ghost Pasangernya, sebagai orang dengan paham pragmatisme atau bahkan oportunistik. Berdasar riset Oxford tersebut kita perlu prihatin, bagaimana kemudian kita bisa meningkatkan derajat literasi kita jika masih banyak orang yang terjebak dalam euforia "keuumuman"ini. Saya kira kita paham siapa yang dituju dari jurnal Oxford ini. Semoga bangsa ini semakin cerdas bisa membedakan mana yang loyang dan mana yang emas,agar kehidupan anak cucu kita nanti tidak merasakan hidup yang penuh tipu daya pada masa kita ini. Mari bersama sama dengan kendaraan apapun kita literate-kan bangsa ini supaya cita-cita bangsa ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa segera terwujud. Aamiin.

0 komentar: