Dariku Sahabat

Senin, Juli 06, 2020 3 Comments

SANG PENGGERAK Kali pertama mengenalnya saat mengikuti perhelatan akbar kompetisi Guru Berprestasi Nasional 2014 di Jakarta. Saya dan peserta lain dari 32 provinsi membentuk gelombang besar yang memberikan standing applause saat namanya diumumkan menjadi bagian terbaik guru SD se-Indonesia dalam urutan juara pertama, kedua dan ketiga. Setelah itu, beberapa kegiatan seremonial kami di seputaran Jakarta memberi kesempatan luas antarpeserta untuk saling mengenal, mulai di bis sampai di Cempaka Mas Mall. November 2014, saya berkesempatan satu panggung dengannya sebagai salah satu penerima Anugerah Konstitusi di Bogor, event nasional yang digelar oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) menjadi peluang emas bagi seluruh anggota keluarga Gupres 2014 untuk merengkuh bahu melepas rindu.. September 2015, ia sukses menaiki panggung Inobel sebagai ajang pembuktiannya menjadi guru profesional. Sekali lagi saya menjadi bagian yang menyaksikan keberhasilannya. Unik, itu komentar saya untuknya. Bagaimana tidak? Ia memiliki banyak tulisan yang tersebar dalam artikel, kolom sampai belasan buku yang sudah diterbitkan, dengan tema yang tidak melulu menjadi concern keahliannya. Ia pun memiliki kecintaan pada dunia seni yang dibuktikan dengan lakon yang kerap dipentaskannya, padahal seni bukan bidang pekerjaannya. Tampil berbicara pada level lokal sampai internasional bukan hal asing baginya, meski materi diskusi tidak menyentuh mata pelajaran yang diampunya. Apakah sederet karyanya adalah pelarian dari mata pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya ? Tidak! deretan prestasi dan penghargaan pada mata pelajaran yang diampunya adalah bagian kecil pembuktikan kualitas perjalanan karirnya. Apakah ia sibuk berprestasi sendiri ? Tidak ! Ia tetap setia membersamai para siswa menoreh cita dengan capaian perunggu, perak bahkan medali emas. Ia pun menjadi bagian anak tangga yang mengantar rekan dan atasan mengukuhkan nama baik sekolah dengan bilangan prestasi nasional. Ia bergerak tidak hanya di sekolah tapi juga di masyarakat. Ia tidak hanya bergerak, sejatinya dia lah SANG PENGGERAK itu. Ia adalah Agung Sudaryono. Satu dari sekian juta guru PJOK di Indonesia, dengan segudang prestasi yang diraih ia tetap bersahaja menjadi guru penggerak yang jam pelajarannya ditunggu, yang hadirnya dirindu. Mari bertanya pada siswa seluruh Indonesia, pelajaran apa yang paling disuka? mayoritas akan menjawab olah raga. Ia adalah Agung Sudaryono. Dalam padat kesibukannya, ia selalu mengajak seluruh warga sekolah untuk bergerak dengan bilangan satu sampai delapan. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. delapan. Dua, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan.

3 komentar:

  1. Background nya yg terang Bosque... Sulit kbaca...

    BalasHapus
  2. ini versi dekstop..kalau via HP ya gelap..ok...thanks tak gantinya

    BalasHapus
  3. Sepakat pada isi tulisan ini. Doa saya untuk bapak dari jauh. Selalu istiqomah dalam kebaikan. Tetap menginspirasi sebagai guru penggerak.

    BalasHapus